Archive for November 21st, 2008

Articles

Cinderella in an old-dusty-black Converse

In Uncategorized on November 21, 2008 by RaazZ Tagged: , , , , , ,

Kisah klasik yang semakin berkembang hingga hari ini. Cinderella’s story. Pada intinya adalah gadis biasa yang akhirnya menjadi istri seorang pangeran. Entah apapun versinya. Kalau aku sih suka yg Rodgers and Hammerstein’s Cinderella, so musical and nice…. Lucu aja liat Cinderella berkulit hitam dan pangeran tampan berkulit putih yg ternyata punya ibu berkulit hitam dan ayah berkulit putih. Hahahahaha…. that leave doesn’t fall far from the trees. Si pangeran mengikuti pola orang tuanya. Keren lah filmnya. Lagu-lagunya apalagi.

Siapa sih Cinderella? Gadis yang menjadi pembantu di rumahnya sendiri, hanya karena ibu tirinya lebih sayang pada kedua anaknya kandungnya saja. Sedangkan si ayah sudah meninggal. Cinderella ini ya merana, gimana enggak. Ah, perasaan seisi dunia juga uda tau kisah si Cinderella.

Benernya namanya Ella, cuman gara-gara dia belepotan sisa arang di dapur, jadilah namanya Cinderella. Bermimpi jadi putri yang merindu pangeran. aHAhahaha… kesannya muluk banget. Dia ga berbekas arang aja mestinya udah bagus. Tapi alam raya ini cukup adil pada tiap manusia. Dua sodara tirinya itu walaupun selalu ngabisin duit ibunya dengan belanja dan dandan abis2n tetep ga bisa keliatan lebih cantik dari Ella yang udah dari sononya cantik. Hahahaha… nasib cerita dongeng. Tokoh utama walaupun nasibnya buruk di awal, dia punya modal tampang yang cantik alami jadi tinggal mengubah penampilan aja.

Cinderella… and her prince. o_O ?!

Cinderella yang cantik, dengan bantuan ibu peri yang baik hati, ia bisa menikmati beberapa jam terindah dalam hidupnya, menghadiri pesta dansa yang diadakan oleh pangeran tampan. hihii… kenapa sih pangeran tu selalu digambarkan tampan? Apa karena dia seorang pangeran, bangsawan, maka dia berhak atas segala keindahan duniawi? Apa salahnya ya kalau dia pangeran yang kaya raya tapi tampangnya serupa Hunchback dari NotreDame? haha.. Mo diadakan pesta dansa tujuh hari tujuh malam juga ga ada yg mau nikah ama tu pangeran. Kecuali langsung meracuninya saat malam pertama. Hahahahahaha…..

Oke, oke. Cinderella cantik langsung jadi makin cantik dengan gaun sihiran ibu peri, serta kereta kencana dari labu dan empat ekor tikus yang disihir jadi kuda. Seketika seakan mengubah statusnya dari gembel yang tak dilirik orang, tertutup jelaga, menjadi seorang putri jelita dari kerajaan antah berantah dengan kendaraan yang menunjukkan kelas sosialnya. Datang telat, langsung menyita perhatian. Itulah Cinderella…

Mungkin, karena wajahnya gak pasaran karena ga pernah keliatan eksis di negara/kota itu, pangeran langsung aja stunning waktu Cinderella memasuki ballroom. Wah, klo aku jadi Cinderella itu, langsung GR aja aku, hahahaha….

Entahlah, apa ini masih pengaruh sihir ibu peri, pangeran itu langsung aja ngajak Cinderella berdansa, seakan gak ada wanita lain di ruangan itu. hihihihi…. cinta emang bikin orang jadi buta dan tuli. Tak peduli tatapan sinis, heran, gak percaya dari seisi ruangan, mereka terus saja berdansa. Hebatnya seorang Cinderella yang sehari-hari berkutat dengan dapur dan kegiatan rumah tangga tak abis2nya, dia bisa langsung “tune in” saat dansa dengan pangeran!! Orang lain yang udah kursus dansa aja belum tentu bisa di pertemuan pertama, hehehe…. Cinderella ini, ah…. mungkin masih efek keajaiban-semalam-sihir-ibu-peri.

Rasa itu tmbuh begitu kuatnya diantara pangeran dan Cinderella, seakan mereka memang ditakdirkan bersama, hanya terpisah nasib kelas sosial aja. Waw! Semalam untuk selamanya. Hingga detak jam memisahkan mereka……. There’s no forever in this world. Everything which has a beginning, must have an end.  Mendadak sprinter, Cinderella berlari-lari keluar dari ballroom untuk pulang ke “gubuk derita”nya sebelum pangeran itu tahu klo dia tu bukan siapa-siapa kecuali masyarakat kelas bawah yang serupa pembantu. Hihi…. Hebatnya, sepatu kaca itu tertinggal begitu saja di tangga istana. Gak pake keseleo, bo! Hahahaha…. Lovely Cinderella, klo sepatu itu gak pernah ketinggalan di sana, ato efek sihir ibu peri ikut hilang terhadap sepatu itu, paling2 yang ketinggalan sandal jepit butut yang hampir putus, yang hampir bisa dipastikan akan langsung dibuang ama pengawal karena dianggap mengganggu pemandangan istana. Dan pangeran itu ngga akan pernah menemukan Cinderella.

How nice destiny give such clue for them to meet again.

And so be it. Pangeran nyari pemilik sepatu itu. Bahkan dia sendiri yang masangin tu sepatu ke kaki seluruh gadis di seluruh negri. Gobloknya, masa ga ada kaki lain yang cukup dengan sepatu itu? Pabriknya cuman bikin satu ya? Limited edition, for Cinderella only! haha….

Singkat cerita, then they get married, and live happily ever after.

Okay, okay….

Itu tadi Cinderella bersepatu kaca yang jelas-jelas Limited Edition yang pastinya cuman satu orang yg punya, ya Cinderella itu sendiri.

ahahahahhaa…. Cinde, Cinde…..

Bertahan hidup di bawah tekanan orang-orang yang tak menghargai eksistensinya, menghadapi setiap hari yang terlewati sambil berharap pada satu mimpi, untuk nanti bertemu dengan cinta sejatinya, yang bersamanya ia akan hidup bahagia, dan ternyata cintanya itu bertemu dengan cinta seorang pangeran tampan. Oh man! Kenapa sih ama pangeran tampan ini? Apa ngga lebih penting klo pangeran yang smart, genius, atletis, daripada sekedar ganteng di tampang doank? Emang cowo cuman penting punya tampang yang menarik sehingga klo dibawa jalan kemana-mana ngga memalukan? Trus, gimana ama si Ella, yang asilnya adalah masyarakat kelas bawah yg notabene hidupnya biasa-biasa aja yang jeals kontras bgt ama hidupna si pangeran? Apa ga jadi pembicaraan tuh, klo pangeran punya pasangan yang kontras kelas sosialnya? Jangan-jangan setelah menikah hidupnya si Ella ga lebih baik dari saat dia tinggal ama ibu tirinya. Hahahaha…

Yang benar aja, masa si pangeran ma CInderella mo dansa-dansaan tiap malam? Bosen kali.. masa hidup cuma untuk menikmati cinta? Kalo ternyata si Ella terlalu stupid buat diajak sharing soal kenegaraan, gimana dunk? Ujung-ujungnya ntar dia merajut selimut aja di istana, gak bisa ngerjain yang lain kecuali pekerjaan rumah, bercinta dan berdansa bersama pangerannya.

Hmm…. masi simak kisah “Cinderella” yang lain, seperti judul posting ini. Cinderella bersepatu Converse hitam usang. Ada apa dengan sepatu kanvas yang berwarna hitam-putih ini? Putri tomboy. Boleh saja mereka pakai gaun pesta yang sama, tatanan rambut yang sama indahnya, tapi…. untuk urusan alas kaki ternyata bisa berbeda, tapi tetep gaya. Buat yang pernah main game Jojo’s Fashion Show level Paris, gabungan gaya feminine dalam tema Bride dipadu dengan Punk ternyata fashionable juga. Setipe itu lah Cinderella-Converse ini. Hihihihi…. Selain itu, bagaimana pun, dia juga punya hak untuk bermimpi yang sama denga Ciderella-sepatu-kaca dunks, untuk mendapatkan cinta sejati dan hidup bahagia.

Sungguh cerita yang gak masuk akal. Kalaupun benar gadis ini juga Cinderella, dan kalaupun dia juga mendadak putri gara-gara sihiran ibu peri dan pinjaman kemewahan untuk semalam, pasti gak mudah baginya untuk melarikan diri dari ballroom istana sambil tetap meninggalkan jejak di sana. Oke, mungkin dia bisa berlari lebih kencang dari Cinderella bersepatu kaca yang pastinya takut keseleo dan sepatunya pecah, sepatu Converse yg bahannya dari kanvas itu pastinya lebih nyaman untuk berlari-larian di dalam ballroom, tapiiii…. tau sendiri kan sepatu kanvas itu adalah SEPATU BERTALI? dan pasti susah donk untuk melepas sepatu itu dalam keadaan buru-buru cuman untuk ninggalin jejak?

yawh, dasar tu Cinderella…. mestinya dia pilih sepatu flat shoes aja kali ya, kan lebih mudah.

Cinderella-sepatu-kaca bisa bertemu lagi dengan pangerannya karena satu sepatu kaca yang tertinggal di tangga istana, menjadi satu-satunya petunjuk yang bisa digunakan pangeran untuk mencari Cinderella, walau ke seluruh pelosok negeri sekalipun.

Lha sepatu kanvas ini? Untuk melepaskannya aja butuh perjuangan, kalau berjalan tapi tali sepatu tak terikat rapat, bisa kesandung. Apalagi berlari karena dikejar deadline dentang jam 12. Wah wah…. Apa iya Cinderella-sepatu-Converse masih bisa bertemu dengan pangerannya lagi? Dengan cara apa dia bisa meninggalkan jejak bagi pangerannya?

aHAa…. sesampainya di ujung akhir tangga sebelum semua sihir itu menghilang (1 menit lebih cepat dari Cinderella sepatu-kaca karena kenyamanan sepatu Converse), dilepaskanlah sepatu sebelah kiri dan dilemparkannya ke arah istana, berharap pangerannya inget buat nyari CInderella ini lagi kalau emang dia pengen ketemu lagi. Cinderella-nya sih ngarep, pangeranna? gak tau lagi deh ngeliat kelakuan “gadis absurd” ini. Hahahahahha….

Kata temanku sih, akhir kisah ini ya gak jauh beda ama kisah Cinderella-sepatu-kaca. Pangeran itu ya mencari pemilik pasangan sepatu Converse hitam-putih usanng, yang ternyata ukuran 39, hehe…

Tapiiiiiy, perjuangannya setengah mati! Secara pabriknya gak bikin cuman satu sepatu kanvas Converse hitam-putih ukuran 39! ahahahahaha…. setelah berkutat dengan berbagai bau kaki, dari kaki cewe ampe kaki cowo-cowo yang ngotot pengen nyoba sepatu itu juga. Dasar merekanya yang gay, ternyata naksir juga ama pangeran.. 😛

fiuhh… setelah sampai ke rumah Cinderella-sepatu-Converse ini, tampang si pangeran udah kusut gak ada bedanya ama tukang nagih listrik. Jadi, klo gak karena ada sejumlah pengawal di sana, pasti ga dibolehin masuk ke rumah tuh ama bundanya si Cinderella. Ahaha… Bnernya bundanya baik kok, namanya juga bunda kandung, ga bunda tiri kyk ibunya Cinde-sepatu-kaca. ahahaha…. gak pentiiiing!

Mendadak gadis ini lupa ama tampangnya si pangeran, saking kucelnya. Trus dilabrak dengan sinis, “Lho ini siapa ya?!!!” sampe si pangeran hampir mangkel trus mau pergi aja. Karena udah pegel ama segala macem bau kaki, ditambah dengan sinisme tadi bikin si pangeran ini makin ilfil mo nyobain tu sepatu ke kaki cewe tengil ini, dilempar aja tuh sepatu yang dibawa pangeran.

“Neh, mo buang sampah!”

setelah mengamati “sampah” itu… gadis itu baru inget,.. kayaknya aku pernah punya sepatu kayak gini deh… tapi kok bisa jadi jelek gini? Bau bgt pula….

“Eh, mas mas… tunggu bntar deh. Kok cuman satu sih? yg satunya lagi mana?”

Hiyaaaa….. udah mo muntab aja tuh pangeran kucel. Haha

“Nah itu dia, aku tu lagi nyariin pasangannya. Yang punya, bakal jadi calon istriku.”

“Haaaa? Nyari calon istri cuman dari sepatu kucel gini? Sapa elu sih???” tanya gadis itu, masih ngga ngeh klo di hadapannya itu seorang pangeran yang terpaksa “menyamar”, ahaha..

“Kayaknya aku pernah punya sepatu gini sih….bntar deh.” ujar gadis itu lagi.

Sambil menunggu gadis itu mengambilkan sepatu yang katanya mirip sepatu yang dibawa pangeran itu, si pangeran ini jadi mikir2…. Kalo ternyata pasangannya cocok…. masa nikah ama cewe aneh ini?

voila!!! setelah dilihat2, ada kemiripan! Ada tanda tangan ibu peri di dalam sepatu itu. Ck ck ck….

“Hah? Kok sepatu ini bisa ada di kamu sih? Jangan-jangan… kamu pangeran di pesta dansa itu ya?”

“Yap.”

“Ya ampuuuuuuuuun!!!!!!”

hehehhee….. sudah sudah. Kok jadi aneh gini ceritanya? Hehe…

yang kutahu, cinta itu akan indah pada waktunya. Dan karena sifatnya yang universal itu, cinta itu pasti akan indah pada siapa saja yang tahu bagaimana menempatkan cinta. Mo Cinderella kek, anak tetangga sebelah, preman ato orang aneh sekalipun. hihi….

Darimana bermula, bagaimana bertemunya, semuanya begitu rahasia yang penuh kejutan. Nikmati saja sensasinya, ikuti saja alur prosesnya, dan kamu akan selalu tersenyum dan terbelalak saat menemukan kejutan di tiap langkah yang kam lalui.  Entah sepatu kaca atau sepatu kanvas, jika cinta sudah menuntunmu, kamu tinggal ikuti arahnya dan percaya ama kata hati, sambil selalu berdoa supaya Yang MahaKuasa juga setuju ama usahamu. Ahahaha….

Cinderella, Cinderella….

dari sepatu naik ke hati. Ck ck ck….