Posts Tagged ‘nunggu’

Articles

Lelah,..

In Uncategorized on November 22, 2008 by RaazZ Tagged: , , , , , ,

Ketika sekali lagi ujian dari-Nya berwujud Adam itu kembali datang menghampiriku,

aku selalu tak bisa bertahan.

mungkin karena aku tak lulus ujian sebelumnya di tingkat ini, akhirnya aku harus mengulang lagi.

Menghadapi dilema diri yang klasik, tapi masih saja tak teratasi.

Apa yang aku cari sebenarnya?

Dialog hati yang panjang, kadang masih saja kalah oleh lecutan impulsif sesaat.

Untuk apa ya Ras, mengalami bahagia semalam untuk kemudian didera kecemasan berhari-hari?

Yang aku tahu, tiap orang yang pernah hadir dalam hidupku membawa misi mereka masing-masing, dan hidupku tak akan pernah sama lagi sesudahnya.

Jika diri ini ibarat kanvas putih dan aku adalah pelukis dari satu kanvas itu, maka aku yang tentukan tiap warna dan goresan yang akan kuberikan disana.

Tapi aku tak mewarnainya sendirian.

Aku tak mungkin menggambarinya hanya dengan sekotak cat warna yang kupunya..

Ada orang-orang lain, dengan cat dan kuas mereka masing-masing untuk ikut mewarnai kanvas putihku.

Hingga akan kutemukan hijau, kuning, jingga, merah, bahkan hitam atau abu-abu bertebaran di sana, menjadikan kanvas itu semakin ramai saja.

Aku suka warna-warna ini. Kadang membuatku tersenyum, menangis dan berharap pada waktu yang bersamaan.

Aku ingin dia tinggal, tapi berapa lama dia bisa ikut mewarnai kanvas itu, jika ternyata hanya segaris tipis atau setitik kecil saja yang bisa ia tinggalkan untukku? Bukan karena ia tak mau, tapi hanya sebatas itu kesempatannya?

Begitu rupa warna telah tergores di sana. Aku lelah atas banyaknya warna yang datang dan pergi.

Hanya saja, semua itu datang dan pergi karena Dia telah mengaturnya. Mungkin, belum waktunya berhenti mencari, atau masih harus menunggu.

Tapi,… aku masih bisa memutuskan, warna apa saja yang kuijinkan mewarnai kanvasku. Ini hidupku, ini kanvasku, harusnya bukan orang lain yang sesukanya menumpahkan cat dan merusak komposisi warna yang kubuat, tapi aku juga yang harusnya punya kendali lebih atas hidupku sendiri.

Mungkin itu yang kurang.

Kadang tak rela melihat satu warna indah berlalu begitu saja, walau sebenarnya warna itu bukan milikku. Hanya mampir untuk sebuah garis, bukan untuk sebuah lengkungan yang melengkapi lengkunganku untuk menggambar “hati”.

Hanya ada satu,

Belum saatnya, jadi masih harus menunggu.

Tapi jika lelah, bagaimana?

JIka kanvas itu akhirnya basah lagi oleh airmata yang selalu tumpah….?

Bagaimana?

Aku ingin istirahat sejenak dari penantian ini.

Tapi hidup seperti terus berlari, kalau tidak, waktu yang akan meninggalkanmu dalam penyesalan dan putus asa,

Karena hidup ada batasnya.

Argh… hiks..

(Setelah “upset” karena smsan yang membingungkan, deg2an yang tak berhenti2, dan fisik yang capek karena padatnya kegiatan. Ruang tengah, 9:22pm)